IMPOR CHINA = SAMPAH ?

Kebijakan yang diberlakukan oleh negara-negara di ASEAN tidak terkecuali Indonesia yaitu pasar bebas oleh China, sebenarnya hanya menguntungkan satu pihak saja, dalam hal ini pihak pengekspor. Hal ini dikarenakan pihak pengekspor akan sangat memperoleh keuntungan yang besar. Khususnya di Indonesia, selain tidak dikenakannya bea dan cukai barang China tersebut dijual dipasaran dengan harga yang cukup rendah bila diibandingkan dengan harga yang diberikan barang lokal disamping itu barang China tersebut memiliki kualitas yang lebih dari barang lokal.
Hal ini akan sangat merugikan berbagai pihak diantaranya petani maupun industri lokal, dimana barang –barang yang mereka produksi akan mendapat saingan yang berat dari barang impor tersebut. Bahkan mungkin akan banyak industri dan petani yang akan menutup kegiatan usahanya karena mereka kalah bersaing dengan barang dari China.
Efek lain yang di berikan barang-barang dari pasar bebas ini adalah hanya akan menambah tumpukan sampah di negara kita ini. Hal ini disebabkan apabila barang yang di impor dari China tersebut khususnya bahan pangan seperti buah-buahan tidak habis terjual menjadi tidak layak dikonsumsi akan menjadi tambahan sebagai sumber sampah di Indonesia. Karena barang impor tidak layak dikonsumsi tersebut tidak akan mungkin dikembalikan ke negara asalnya yaitu China. Dengan kata lain China mengirim barang sampah ke negara Indonesia.
Bahkan mungkin negara Indonesia akan bertambah imagenya di mata dunia selain negara pengimpor, juga sebagai negara yang penuh dengan sampah. Apabila sudah seperti ini hanya akan menurunkan minat wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia karena ketidak bersihan lingkungan maupun udara di Indonesia akibat sampah dari barang impor China.
Akan lebih baik negara ini memanfaatkan seluruh barang konsumsi dan industri dari pelaku pasar lokal. Selain akan memajukan para petani dan indsutri lokal, Indonesia akan menjadi negara yang tidak selalu bergantung pada barang impor dan menjadi negara yang mandiri.